You are currently browsing the daily archive for 7 March, 2014.
Petikan dari kitab “Bidayatul Hidayah” karangan al-Imam al-Ghazzali
Adab bagi seorang murid dengan gurunya
- Mula dengan menyampaikan ucapan salam.
- Tidak banyak berbicara di hadapan guru.
- Tidak berbicara sebelum ditanya oleh guru.
- Tidak bertanya sebelum meminta izin dari guru terlebih dahulu.
- Tidak menentang ucapan guru dengan membawa hujah, seperti ”pendapat si-fulan berbeda dengan pendapatmu”.
- Tidak membantah pendapat guru sehingga seolah-olah menganggap bahawa dirinya lebih pandai daripada gurunya.
- Tidak mencampuri urusan seseorang yang sedang berbicara di hadapan guru.
- Tidak berpaling menoleh kiri dan kanan di hadapan guru, tetapi hendaknya bersikap tenang dengan menundukkan pandangan mata dan bersikap sopan santun seolah-olah sedang melakukan solat.
- Tidak mengajukan pertanyaan di waktu gurunya sedang penat beristirehat.
- Memberi penghormatan kepada seorang guru yang hendak berdiri.
- Tidak mengikuti seorang guru yang sedang berdiri meninggalkan tempat duduk dengan berbual-bual dan mengajukan persoalan.
- Tidak membuka pembicaraan di hadapan guru jika dia sedang dalam perjalanan, tetapi hendaklah menunggu sehingga dia sampai ke rumahnya.
- Tidak bersangka buruk terhadap tindakan guru yang kelihatan mungkar, sebab dia lebih mengetahui rahsia tindakan itu. Dan hendaklah mengingatkan kembali kepada peristiwa Nabi Musa a.s. yang membantah tindakan Nabi Khidir a.s.: Mengapa kamu membocorkan perahu itu yang mengakibatkan kamu menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu kesalahan besar”. Dengan demikian tidaklah dibenarkan bagi seorang murid mengingkari perbuatan guru dengan hanya memandang dari segi lahiriahnya.
… bersambung: Adab Pada Majlis Ilmu
The so called “Sisters in Islam” is never a registered organization. Actually, an organization registered under the name of “SIS Forum Sdn Bhd.” is the platform that these group of liberal feminists had been yelling against the Islamic scholars and the ummah at large.
No wonder these disillusion lots went to the extend of claiming that they are the “children of Allah” when suratul Ikhlas clearly states otherwise.
That is why one would wonder what does the acronym of their organization stands for. “Sister in Islam” should have been SII. Not SIS.
I would assume that their organization is actually a forum for Sisters in Sins (SIS) to challenge Islam.
Note: Zainah Anwar is also on the advisory committee of her another like minded mentally disturbed group in the USA – Liberal Yang Sesat – Terjemahkan Bacaan Selari Dalam Solat
Recent Comments